Selasa, 09 Oktober 2012




Pada zaman dahulu saat psikologi masih sebagai cabang dari filsafat, ilmu psikologi menekankan pada gejala-gejala kejiwaan. Dalam perkembangannya, psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mind (pikiran), dan sampai pada saat ini psikologi lebih difokuskan pada perilaku manusia. Manusia cenderung tertarik untuk mempelajari psikologi disamping untuk mengenal diri sendiri, juga untuk bergaul dengan orang lain.

 Menurut John M. Siddal (editorAmerican Magazine) salah satu hal yang paling menarik adalah manusia itu sendiri. Manusia diciptakan dengan mempunyai rasa ingin tahu besar. Rasa ingin tahu tersebut mengarah kepada sebab-sebab kenapa orang bisa berpikir, bertindak dan berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Maka dari itulah seseorang mempelajari psikologi untuk mendapatkan gambaran lebih baik tentang perilaku manusia.

Psikologi dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya psikologi selalu ada dan berkontribusi besar dalam kehidupan kita. Ini berarti psikologi telah menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan orang lain dengan beragam tingkah laku. 

Kepribadian dan tingkah laku yang beragam tersebut mendorong kita untuk mengenal dan memahami orang lain agar dapat menyesuaikan diri dengan baik. Jadi psikologi selalu dibutuhkan oleh manusia yang berhubungan dengan orang lain. Untuk mengetahui psikologi secara lebih dalam, terlebih dahulu mengerti tentang apa itu konsep psikologi. Konsep psikologi meliputi pengertian psikologi, hubungan psikologi dengan ilmu lain, sejarah psikologi, dan aliran psikologi.


Pengertian Psikologi

Istilah psikologi berasal dari Yunani yaitu dari kata psyche yang berarti jiwa danlogos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa, ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Namun, jiwa itu sendiri sangat sulit bagi seseorang untuk mengetahui secara persis wujud dan keberadaannya. Oleh karena jiwa sulit dipahami, maka timbullah beberapa pendapat tentang jiwa itu sendiri.

Dalam teori Plato “Pengingatan Kembali”, mengemukakan bahwa lebih penting jiwa daripada raga. Jiwa sudah ada sebelum badan terbentuk. Sedangkan Aristoteles memandang manusia sebagai kesatuan jiwa dan badan. Descartes berpendapat bahwa jiwa dan badan saling terkait. Ketika badan sakit, jiwa turut merasakannya. Jiwa memberi kesadaran dan arti pada badan yang menunjukkan “aku” pada diri seseorang.

Bersumber dari beberapa pendapat yang bermacam-bermacam mengenai jiwa, maka pada perkembangannya psikologi tidak ditekankan pada kajian mengenai jiwa. Jiwa sulit dipahami dan bersifat abstrak. Psikologi pada saat ini lebih menekankan kajiannya terhadap tingkah laku organisme, baik tingkah laku manusia maupun hewan.

Definisi psikologi menurut para ahli:

  1. Ernest Hilgert (1957), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya

  2. George A Miller (1974), psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku

  3. Robert S. Woodworth dan Marquis, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya
Jadi, pengertian psikologi mengacu pada uraian sebelumnya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan peristiwa mental individu, baik manusia maupun hewan dalam hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan. Namun, secara spesifik psikologi lebih dikhususkan pada penguraian mengenai tingkah laku manusia. Tingkah laku dalam psikologi melibatkan peristiwa mental yang terjadi dalam manusia itu sendiri. Lingkungan disini mencakup semua manusia, gejala, keadaan barang/ peristiwa-peristiwa di sekitar manusia.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu lain

Psikologi menyentuh segala aspek dalam sisi kehidupan manusia. Sehingga psikologi sangat dibutuhkan dalam beberapa bidang ilmu. Hubungan psikologi dengan sosiologi ditandai dengan adanya psikologi sosiologis. Sosiologi membawa pengaruh dalam psikologi karena kajiannya mengenai perilaku hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam perilaku sosial. Hanya perbedaannya, psikologi sosial memusatkan penelitiannya pada perilaku individu, sedangkan sosiologi tidak menekankan pada individu, melainkan sistem dan struktur sosial yang dapat berubah/ konstan tanpa tergantung pada individu.

Hubungan psikologi dengan antropologi dapat terlihat dalam berbagai penelitian antropologi yang analisisnya menggunakan banyak konsep psikologi. Antropologi berpengaruh pada perilaku sosial yang terjadi dalam suprastruktur budaya tertentu. Pendekatan psikologi dalam antropologi budaya adalah dengan menghubungkan pola-pola budaya dengan kepribadian, kebiasaan seseorang.

Psikologi dalam ilmu politik dibutuhkan peranannya, terutama kaitannya dengan psikologi sosial. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia dari lingkungan sosial, peristiwa-peristiwa, gerakan massa dan kesehatan fisik perorangan, semangat, emosi. Psikologi sosial dapat diterapkan dalam memahami gerakan jiwa dari rakyat, dari golongan tertentu untuk menentukan sebuah kebijaksanaan, memberi pandangan mengenai kepemimpinan seseorang, sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggap baru. 

Pada kesimpulannya, psikologi sosial dapat memberi pandangan lebih baik terhadap sikap dan harapan dari rakyat yang menyebabkan tingkah laku tertentu. Dengan penerapan psikologi sosial dalam politik, diharapkan dapat mengurangi problema, ketidaksepahaman, konflik-konflik sosial didalam masyarakat dan kepemimpinan seseorang.

Dalam ilmu komunikasi, psikologi memiliki subdisiplin sendiri yaitu psikologi komunikasi. Kajian psikologi dalam hubungannya dengan ilmu komunikasi yaitu pada penguraian dan pengendalian peristiwa mental dan perilaku dalam komunikasi. Penilaian kepribadian seseorang dapat diketahui dari cara seseorang tersebut berkomunikasi, baik cara bicaranya dengan orang lain, bahasa maupun pengendalian bicara.

Psikologi dan biologi sama-sama mempelajari kehidupan manusia atau hewan. Perbedaannya, biologi hanya mempelajari pada objek jasmaniah (fisik), sedangkan psikogi adalah tingkah laku manusia yang dapat disebabkan dari reaksi fisik maupun psikisnya. Perkembangan, pertumbuhan manusia dalam kesiapan fungsi biologis menyebabkan kematangan seseorang dalam berpikir dan berperilaku.

Penelitian psikologi pada zaman dahulu banyak dipengaruhi oleh ilmu alam. Objek penelitian dari ilmu alam adalah benda mati, sedangkan psikologi adalah manusia yang hidup dan selalu berkembang, sehingga terdapat metode ilmu alam kurang tepat pada psikologi, walaupun awalnya psikologi disusun berdasarkan ilmu alam. Psikologi dahulu merupakan bagian dari filsafat. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Filsafat sangat membutuhkan psikologi sebagai sumber/ data dari ilmu untuk menyelidiki manusia serta menentukan apakah manusia memang harus mengetahui gejala tindakan manusia. Kesimpulan, filsafat tentang kemanusiaan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.

Dalam hal pendidikan atau sebagai pendidik sangat perlu memahami psikologi dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu psikologi pendidikan. Kegunaan dari pemahaman mengenai psikologi pendidikan yaitu penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi melalui ranah kognitif, serta penyelenggaran pendidikan keguruan.

Psikologi sebagai Ilmu Otonom

Telah disebutkan bahwa psikologi telah dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri (otonom) oleh Wilhelm Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi pertama di dunia tahun 1879. Dalam pengertian psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi dapat dikatakan sebagai ilmu karena mempunyai objek tertentu yaitu objek material (sesuatu yang dibahas, dipelajari) yaitu manusia dan objek formal (sudut pandang keilmuan) yaitu tingkah laku manusia. Selanjutnya psikologi mempunyai metode tertentu. 

Psikologi memiliki metode/ cara-cara tertentu untuk mendapatkan sekumpulan bukti pengetahuannya. Ilmu pengetahuan psikologi secara metodis dan prinsipal berbeda dengan ilmu pengetahuan alam. Pada ilmu pengetahuan alam, orang meneliti objek secara murni dan ilmiah menggunakan gejala dan hukum yang dapat diamati. Sedangkan psikologi mempelajari objek penelitiannya, yaitu manusia sebagai subjek yang aktif dan mempunyai sifat-sifat tertentu sehingga meninjau manusia dari kemanusiaannya.

Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para ahli psikologi melakukan observasi terus-menerus, pengumpulan bukti, eksperimen, sejarah kasus, pengukuran (testing and measurement). Sehingga psikologi dapat dikatakan memiliki metode tertentu untuk mendapatkan fakta, kesimpulan, dugaan, hipotesis dan dalil-dalil baru. Dari beberapa syarat-syarat ilmu, psikologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mandiri, berdiri sendiri, berbeda dalam metodenya dan bukan merupakan cabang dari filsafat atau ilmu lain serta memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu tersebut. Psikologi merupakan ilmu yang disusun berdasarkan cara-cara tertentu, penelitian-penelitian ilmiah. Ilmu psikologi juga dapat diterima secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh manusia karena bersifat universal dan dapat diaplikasikan dalam berbagai kehidupan.

Aliran-aliran Psikologi

Sejak psikologi dikukuhkan sebagai ilmu yang otonom, muncul berbagai aliran mengenai psikologi.

1. Struktualisme (structuralism)

Aliran berpendapat bahwa untuk mempelajari kejiwaan, kita harus mempelajari isi dan struktur kejiwaan. Atau dengan kata lain aliran ini mempelajari gejala psikis secara struktural, artinya pengalaman-pengalaman kesadaran dianalisis dalam unsur-unsurnya. Aliran ini dianut oleh Wilhelm Wundt dan pengikutnya yang berpendapat bahwa pengalaman mental manusia yang kompleks sebenarnya adalah struktur yang terdiri atas keadaan mental yang sederhana.

2. Fungsionalisme (Functional Psychology)

Kaum fungsionalis mempelajari fungsi atau bagaimana seseorang menggunakan pengalaman mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan menyesuaikan diri bukan hanya memperhatikan struktut isi jiwa manusia. Tokoh aliran ini adalah William James, James R. Angell, dan John Dewey.

3. Psikoanalisis

Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang menyebabkan pergunjingan besar. Karena Freud berkeyakinan bahwa perilaku dan kepribadian manusia banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar. Objek pada metodenya yaitu pasien yang mengalami gangguan jiwa. Bawah sadar memberikan tekanan untuk berekspresi, lebih besar dalam mempengaruhi kehidupan mental manusia.

4. Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology)

Max Wertheimer sebagai tokoh dalam aliran ini berpendapat bahwa jiwa seseorang tidak dapat diuraikan menjadi beberapa unsur (berbanding dengan aliran struktualisme) melainkan keseluruhan yang mempunyai makna. Gejala kejiwaan dipelajari sebagai suatu totalitas keseluruhan.

5. Behaviorisme (Behaviorism)

Pendiri aliran ini adalah John B. Watson. Aliran memandang manusia sebagai mesin(homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya. Kaum behavioris sangat mengagungkan belajar sebagai penjelasan terpenting perilaku manusia



Artikel Terkait:

Read more at http://lenterablogger.blogspot.com/2012/05/cara-buat-artikel-terkait-scroll-bar.html#O8DI5OjM5JsWXsFK.99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar