Badan wadag
Badan wadag ( soma ) atau badan fisikal manusia, seperti yang terlihat dan teraba oleh indera, sebenarnya banyak mengandung hal2 gaib ( occult ) di luar jangkauan indera. Apalagi badan halusnya ( asoma ), yang menghubungkan individualitas manusia dengan alam semesta dan kesadaran kosmis/universal.
Badan halus
Badan halus ( asoma ) adalah unsur non material dalam diri manusia, meliputi segala yang tidak nampak dan tidak teraba yang membentuk badan non fisikal. Badan halus ini berperan dalam eksistensi, identitas pribadi manusia selama hidup di dunia, maupun setelah mati di kelanjutan kehidupan berikutnya.
Badan halus terdiri dari :
1. Badan Eteris – mewadahi energi dan sensori ( sensation ) kehidupan.
2. Badan Astral – mewadahi kesadaran ( consciousness ) dan perasaan ( emotion ).
3. Roh ( soul, suksma, jiwa, atma ) – unsur langgeng.
1. Badan Eteris
Mereka yang sensitif dapat mengamatinya sebagai segumpal kabut bercahaya yang mengelilingi tubuh.
Meski lazimnya tidak terlihat, badan ini dianggap terdiri dari suatu zat berbobot yang sangat halus. Dan karena merupakan penghubung antara badan fisik dan badan astral, maka disebut pula badan penghubung ( unifying body ). Sebutan lainnya untuk badan ini adalah : Kembaran eteris, badan energi, badan vital, badan reflex, bioflux dll.
Pada penyembuhan energitik dan psikis, upaya perbaikannya diarahkan kepada badan eteris ini.
Badan eteris ini dilengkapi dengan sistem sirkulasi energi, berupa chakra2 ( pusat2 energi ) dan saluran2 energi ( meridian dan lini2 ).
Pancaran dari badan eteris ini dapat dipotret dengan Foto Kirlian atau Photo Aura.
2. Badan Astral
Badan ini merupakan dasar dari kegiatan emosional, mental, dan psikikal individu.
Badan ini merupakan sarana perasaan ( feeling, emotion, pathema ), karenanya disebut pathemic body.
Ia mendasari kesadaran intelektual tingkat tinggi dan ingatan/memory, karenanya juga disebut mental/memory body.
Selagi manusia hidup, badan astral dihubungkan dengan badan wadag oleh tali astral. Lewat tali penghubung ini segala pengalaman badan wadag diteruskan ke badan astral, untuk selanjutnya diteruskan ke roh, untuk diresapi hikmahnya.
Pada saat ajal, tali astral terputus, dan hubungan badan wadag dengan badan suprafisikalpun akan terhenti.
Badan astral menjadi semacam selubung/wadah bagi roh.
Menurut paham reinkarnasi, perbuatan aib akan dapat menodai badan astral. Karena kenudian akan diteruskan kepada roh, maka perbuatan aib ini juga kan mempengaruhi keadaan roh. Karenanya badan astral disebut badan kausal ( causal/karmic body ), dimana ia akan bertanggung jawab atas karma individu.
Badan ini tidak langgeng. Namun sebagai selubung/wadah roh, maka dia akan terus bersama roh setelah manusia mati. Ia mengikuti roh, meningkat pada tahap2 progresif, menimba pengalaman untuk perkembangan rohaniahnya dalam runtunan alam. Setelah beberapa tahun ( berabad2 menurut ukuran waktu di dunia ) kemudian badan astral dilepaskan oleh roh, dan kemudian lebur kedalam alam astral.
Menurut paham reinkarnasi, individu yang kemudian lahir kembali ke bumi, mempunyai roh yang sama, namun dengan badan astral yg berbeda.
Selagi manusia hidup, badan astral untuk waktu yang singkat, dapat keluar dari badan wadag. Baik di luar kesadaran ( dalam keadaan tidur ) maupun secara sadar melakukannya ( astral projection ).
Selama disosiasi ini, badan astral tetap terhubung badan wadag melalui tali astral yang bersifat elastis dan dapat teregang sampai jauh. Dengan demikian kontak dan komunikasi antara kedua badan tersebut tetap terpelihara.
3. R o h
Roh ini mempunyai kedudukan tersendiri. Tidak dapat diselidiki lewat empiri. Dia tidak terikat pada suatu substrat, tidak dapat dibatasi oleh ruang, waktu dan kausalitas.
Roh adalah inti spiritual dan inti terdalam kemanusiaan. Bersifat transenden, langgeng. Merupakan konsepsi religius. Roh merupakan pancaran dari Tuhan, merupakan unsur Ketuhanan dalam diri manusia. Turun untuk sementara di bumi, dan dia mempunyai kelanggengan di alam baka.
Roh hanya dipengaruhi oleh hukum spiritual. Roh akan mengarahkan manusia kepada kebaikan, keluhuran dan keindahan, mencegah manusia dari segala hal yang tidak baik.
Secara pasif juga mengawasi dan mencatat hal2 yang baik dan yang buruk yang dilakukan manusia.
Manifestasi roh akan tercermin dalam aspirasi intelektual dan moral, kecintaan terhadap kebenaran, apresiasi untuk segala yg indah, serta keinginan untuk memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Semuanya ini merupakan cerminan hasrat manusia menuju kepada Ketuhanan/keillahian.
Roh setelah manusia mati, bersama badan astral, dengan petunjuk entitas yang lebih tinggi, roh akan menempuh perjalanan dari alam ke alam untuk secara intens belajar menuju kesempurnaan dan akhirnya kembali kepada Tuhan.
Manfaat mengenali jati diri
Dengan mengetahui komposisi dan fungsi esensial badannya, seseorang akan lebih mampu mengenal asal dan tujuan penciptaanya ( sangkan paraning dumadi ).
Seseorang akan bisa lebih menghayati pertanggung jawaban kehidupannya, lebih siap untuk menegakkan moral dan etika, dan berbuat baik dengan ikhlas tanpa pamrih.
Hidup adalah pengharapan dan kepercayaan, bukanlah ancaman dan ketakutan.
* Dipetik & disarikan dari buku “Sarira Niskala” , buku pegangan dalam keluarga besar kami.
sumber
http://www.seroja23.com/mari-mengenali-tubuh-kita-seutuhnya-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar