Minggu, 15 Juli 2012

PERBEDAAN ANAK INDIGO DAN ANAK AUTIS (episode 11)

ANAK INDIGO

Beberapa tahun belakangan ini berita tentang “anak indigo” cukup banyak diulas di media, walaupun belum ada yang meneliti berapa sebetulnya jumlah anak indigo di Indonesia. Hanya dipastikan, persentase jumlahnya masih sangat sedikit, kira-kira 10.000 : 1. Psikolog Elly Risman, yang dikutip oleh Pikiran Rakyat, menjelaskan bahwa kecilnya angka anak indigo yang diketahui, disebabkan sikap orang tua yang belum memiliki kesadaran memeriksakan anak ke psikolog. “Mungkin ini yang menyebabkan tidak adanya data yang valid mengenai jumlah anak indigo” katanya. Mengapa kita perlu memahami tentang “anak indigo” ini? Karena ada kemungkinan bahwa anak anda adalah seorang indigo, bahkan bisa pula seluruh anak yang anda lahirkan adalah seorang indigo. Sebelum kita membahas tentang anak-anak indigo, alangkah baiknya kita mengetahui dulu mengenai warna indigo yang dimaksud pada anak-anak indigo. Warna indigo adalah warna yang dominan dari warna aura (warna biru-merah). 

Warna Indigo menunjukkan cakra mata ketiga, pusat aktivitas dari enerji psychic, yang terbuka pada anak-anak Indigo. Anak-anak Indigo memahami perbedaan yang sangat tipis antara dunia kasat dan dunia spiritual, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dari sini, yang orang lain tidak mampu. Kebanyakan perilaku anak Indigo dapat dipahami dari aspek ini. Definisi anak indigo adalah anak yang menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar biasa, serta menunjukkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak didokumentasikan sebelumnya. Pola ini memiliki faktor-faktor unik yang umum, yang mengisyaratkan agar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka (para orangtua, khususnya) mengubah perlakuan dan pengasuhan terhadap mereka guna mencapai keseimbangan. Mengabaikan pola-pola baru ini akan kemungkinan besar berarti menciptakan ketidakseimbangan dan frustasi dalam benak dari kehidupan baru yang berharga ini.

Banyak anak-anak sekarang yang terkategorikan sebagai Anak Indigo, juga disebut “Children of the Sun” oleh para ahli dari Amerika. Atau disebut juga sebagai “Millennium Children”. Para ahli mengatakan lebih dari 90% (di lain buku menyebutkan lebih dari 80 %) dari anak-anak di bawah 12 tahun, dan beberapa mengatakan walau dalam persentase yang tidak besar terdapat Indigo dewasa. 

Anak-anak ini teridentifikasi melalui adanya karakteristik yang unik. Mereka cerdas dan kreatif, namun bersifat sulit diatur pada kekuasaan dan sistem secara umum. Mereka sering disalahdiagnosa sebagai ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan Kekurangan Perhatian) atau ADHD (Attention Deficit Hyperaktive Disorder = Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) yang membutuhkan terapi untuk mengatasi sifatnya. Secara fisik dan emosional mereka sangat sensitif. Mereka juga sangat perhatian dan empati terhadap orang lain, juga beberapa menjadi terlihat tidak berperasaan. 

Anak Indigo dapat mudah marah dan kasar, mereka membutuhkan keyakinan bahwa dirinya diterima dan memerlukan konseling. Indigo juga mempunyai rasa depresi di usia muda jika mereka merasa tidak mengapa mereka dilahirkan atau merasa tidak mempu berbuat apa-apa untuk memperbaiki dunia. Bagi Wikimuers yang ingin mengetahui apakah anaknya atau diri sendiri termasuk seorang Indigo, bisa mencocokkan karakteristik anak Indigo dan Indigo dewasa berikut ini. Selain itu biasanya seorang anak Indigo tergolong anak yang istimewa (biasanya memiliki IQ -Intelligence Quotient- lebih dari 120 dan mempunyai kecenderungan mempunyai kemampuan supranatural) namun seringkali mempunyai permasalahan dengan sistem belajar di sekolah pada umumnya.

Memahami energi dasar dan mampu mengamati keadaan energi pada saat anak sedang tidak stabil sangatlah membantu bagi orang tua atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai energi dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajarkan anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan energi dan cara untuk mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada energi yang negatif. 

Istilah Indigo

Seperti kita ketahui, manusia umumnya memunyai lima indera, tetapi ada yang dinamakan indera keenam.
Kata indigo diambil dan nama wama yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Bagaimana hubungan warna itu dengan anak-anak yang mendapat julukan tersebut dan diketahui memiliki indera keenam? Indera yang dimaksud adalah intuisi, semua orang sebetulnya memiliki intuisi tetapi khusus anak indigo mempunyai intuisi yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang kebanyakan. Mereka demikian peka seperti halnya anak jenius mempunyai kepintaran di atas rata-rata, demikian juga anak indigo mempunyai intuisi luar biasa tajam. 

Dalam literatur kesehatan seperti yoga, prana, autohipnotis, meditasi dan sebagainya dikenal bahwa manusia selain mempunyai fisik yang bisa dilihat dan diraba juga mempunyai tubuh halus yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang berbakat kewaskitaan, yaitu orang yang extra sensory perception (ESP)-nya berkembang dengan baik karena tubuh halus itu berbentuk energi sinar berada di bawah empat oktaf dan kemampuan mata kasat melihat. Mata kasat sendiri hanya mampu melihat warna pelangi, yaitu dan ungu sampai merah. Sedangkan badan halus itu berada di bawah warna merah termasuk far infra red ray (FIR) dengan panjang gelombang sekitar 12-6 mikron, frekuensi 60-120 Hz, dan orang awam mengenalnya dengan sebutkan aura. Yaitu, sinar elektro-magnetik dan tubuh. Sinar elektromagnetik yang memancar dan tubuh seseorang berbentuk clips mengelilingi tubuh fisik, kualitas warna dan kepadatannya mengindikasikan kesehatan dan karakter seseorang. Untuk mengetahui apa warna sinar elektromagnetik yang dikenal sebagai aura, kini orang tidak perlu menunggu sampai mempunyai kemampuan ESP yang dikenal juga dengan istilah “mata ketiga”. Di Jakarta sudah ada mesin foto aura generasi akhir yang disebut Aura Video Station. 

Di situ kita bisa melihat secara langsung di layar monitor energi sinar elektromagnetik atau aura itu bergerak membentuk selubung dan tubuh fisik sesuai dengan tingkatan kesehatan dan emosi seseorang yang diproyeksikan dengan warna. Nah, wama anak indigo sementara mi berdasarkan fakta yang terkumpul umumnya berwama bin sampai violet sebagai dominasi dan aktifnya cakra keenam, yang juga disebut cakra “mata ketiga”. Cakra-cakra utama yang berjumlah tujuh dan punya nama dan warna tertentu, serta memberi intensitas energi sendiri-sendiri pada tiap wilayah kesehatan organ dan tubuh fisik itu sendiri yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Cakra dasar warna energi merah
bertanggung jawab untuk kesehatan tulang dan otot di tubuh fisik dan memberi energi pada semangat hidup seseorang.

2. Cakra kedua warna energi oranye bertanggung jawab untuk kesehatan organ-organ 
reproduksi dan memberi energi pada kemampuan berinteraksi dengan sesama. 

3. Cakra ketiga warna energi kuning
bertanggung jawab untuk kesehatan organ-organ rcproduksi dan memberi energi pada ambisi sescorang baik positif maupun negatif.

4. Cakra keempat warna energi hijaubertanggung jawab pada semua organ yang berada dalam rongga dada dan memberi energi pada timbang rasa pcrasaan seseorang. 

5. Cakra kelima wama energi birubertanggung jawab pada organ dalam rongga leher termasuk telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan memberi energi pada kemampuan sescorang dalam bcrintcraksi dan berkomunikasi, juga bcrkrcativitas halus seperti melukis, dan menulis.

6. Cakra keenam warna energi indigodisebut juga nilai yang bertanggungjawab pada seluruh organ dalam rongga kepala termasuk pancaindera dan memberi energi pada kepekaan intuisi dan ketajaman perasaan (feeling) untuk hal-hal abstrak, seperti berpikir cepat.

7. Cakra kctujuh wama energi violet bertanggung jawab pada semua organ di kepala, khususnya otak dan memberi energi pada sikap seseorang berhubungan dengan ke-Illahian. 
Umumnya orang yang berbakat sebagai indigo sudah tampak sejak lahir, bahkan kenyataan sebagaimana umumnya juga merupakan karunia yang turun-temurun.

 Jadi, secara alami mereka memang punya karunia itu dan ketajaman intuisinya berlainan satu dengan yang lain. Ada yang sangat peka sampai bisa mempunyai penglihatan menembus ruang dan waktu, misalnya sambil mengadakan hubungan telepon dia bisa menebak lawan bicaranya pakai baju warna apa atau sambil ngemil apa, juga mempunyai penglihatan akan kejadian-kejadian yang lalu atau yang akan datang dan keahlian seperti yang dimiliki orang yang dijuluki paranormal. Tetapi, ada juga yang hanya bisa merasakan kenyamanan suatu tempat atau lebih bisa membaca “pikiran orang”, ada juga yang bisa mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dia pelajari sebelumnya, seperti keahlian olahraga tertentu, menulis, melukis sampai menjadi ahli tata rambut terkenal dsb.

 Ada sebagian orang yang berubah menjadi indigo child dan memiliki segala kelebihannya karena terbebas dan suatu penyakit berat atau kecelakaan parah yang biasanya secara medis sudah dinyatakan tidak ada harapan hidup lagi, tetapi tahu-tahu bisa kembali sehat normal dan menjalani hidup seolah terbebas dari kematian dan mempunyai kemampuan intuisi tajam, bahkan jadi bisa memunyai keahlian-keahlian khusus, seperti jadi terapis/ pengobat dengan kemampuan khusus/tabib tanaman obat dan sebagainya.

Umumnya anak Indigo berkepintaran tinggi, walaupun tidak bisa diukur dengan prestasi sekolah dengan ukuran peringkat. Mereka punya kemampuan berpikir, berdialog setingkat orang dewasa. Jadi, hati-hati kalau berhadapan dengan seorang indigo jangan mengukur kemampuan berpikir mereka dan usia dan pendidikannya. Terkadang apa yang tidak sampai dalam alam pikir kita sebagai orang dewasa, indigo bisa mencapainya. Jadi, terkesan ia banyak akalnya dan banyak maunya, menjadikan mereka suka dicap sebagai an

ak kecil “sok tahu” atau kalau orang dewasa dicap sebagai orang sombonglah karena suka menganggap lawan berdialog “telmi” (telat mikir). Indigo child juga banyak yang mempunyai kemampuan di luar nalar. Misalnya, dia bisa melihat dan berdialog dengan teman-teman di alam lain yang tidak bisa dilihat orang lain atau mendadak piknik keluarga yang sudah dirancang matang jauh sebelumnya hanya karena dia merasakan akan mendapat rintangan atau kecelakaan dalam perjalanan, jadi batal. 


Siapakah Anak-Anak Indigo itu?

Laporan berikut ini menggambarkan beberapa anak berbakat yang sering dianggap sebagai ”Anak-Anak Indigo” karena aura mereka yang dilaporkan berwarna nila (indigo). Mistikus Amerika Edgar Cayce (1877 – 1945), yang mampu melihat aura orang lain, mengatakan bahwa kelompok-kelompok individu yang luar biasa dan amat mengagumkan akan mulai turun berinkarnasi ke Bumi selambat-lambatnya pada abad ke 20 dan seterusnya. Ia mengatakan bahwa mereka akan datang dengan sebutan Anak-Anak Indigo.
*Seorang anak perempuan berumur 8 tahun mengatakan kepada ibunya yang bekerja sebagai polisi wanita bahwa dia telah lama menunggu untuk dilahirkan di Bumi ini dan untuk memperoleh ibunya sebagai orang tua. Dia mengatakan bahwa dia mempunyai sebuah misi. Ibunya mengatakan bahwa anaknya nampak sangat bijak dan tahu segalanya – sebuah ”jiwa yang sudah tua”.

Akiane, berumur 10 tahun, mengatakan bahwa pada saat berumur 4 tahun, dia mendapat penglihatan bertemu dengan Tuhan dan bertemu orang-orang baru. Ia mendapat inspirasi dari Tuhan untuk menggambar, menulis puisi, dan berbagi talenta-Nya dengan orang lain. Ia sering menggambar berbagai benda tanpa mengerti maknanya, seperti misalnya piramid. Ia berkata, “Saya mulai mengerti bahwa ini adalah Tuhan; ini semuanya Tuhan. Ia membantu saya melalui bakat seni saya; Ia membantu saya lewat puisi saya, kehidupan saya, dan kehidupan orang lain. Ia menjaga saya seperti layaknya saya seekor kupu-kupu kecil. Saya ingin karya seni saya  menarik perhatian orang kepada Tuhan dan saya ingin puisi saya menjaga perhatian orang kepada Tuhan.” Salah satu puisinya berbunyi: “Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan diriku sendiri. Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan ibuku yang masih muda. Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan Kristus yang sedang tidur di ayunanku.”

*Ketika Joshua berumur kira-kira 3 tahun, ia bepergian dengan ayahnya. Tiba-tiba ia bertanya mengenai “Michelangelo”, ingat bahwa “ia pernah melukis langit”. Ayah Joshua berkata, “Ya, benar. Ia memang pernah melukis langit di sebuah gereja besar dan melukis benda-benda lainnya.” Ayahnya bertanya kepada Joshua, ”Kenapa? Apakah kamu tahu tentang dia atau bagaimana?” Joshua menjawab, “Ya, ya, saya mengetahuinya, ia adalah seorang pria yang baik. Kejadiannya sudah sangat lama, lama sekali.”

*Boriska, seorang anak laki-laki dari kota Volzhsky, Rusia, mampu mengingat dan  dengan gamblang menceritakan kehidupan sebelumnya di planet Mars. Boriska  mampu berbicara dengan kata-kata dan kalimat yang jelas ketika ia baru berumur delapan bulan. Pada umur tiga tahun, ia bercerita tentang alam semesta kepada orang tuanya. Ia juga mulai memberi nasehat kepada orang lain untuk meningkatkan standar moral mereka. Ia memperingatkan orang-orang tentang perubahan-perubahan yang akan terjadi di Bumi. Para ilmuwan mampu memotret auranya dan mendapati auranya berwarna indigo, yang menunjukkan bahwa “ia adalah orang yang bahagia dengan IQ yang tinggi.”




Mengidentifikasi Anak-anak Indigo. 

Sandra Sedgbeer, seorang redaktur dan penerbit majalah: “Anak-anak yang lahir saat ini nampaknya mempunyai lebih banyak “perangkat lunak” yang telah dimasukkan ke sistem mereka. Mereka adalah lompatan evolusioner; mereka menunjukkan pada kita ke mana langkah tujuan kita sebagai spesies. Dan saya yakin bahwa anak-anak ini lahir dengan susunan saraf yang kemampuannya lebih tinggi. Kita semua juga memiliki kemampuan seperti itu, tetapi kita telah kehilangan itu lebih dari ratusan tahun lalu.”

Neale Donald Walsch, pengarang: “Menurut saya, anak-Anak Indigo adalah anak-anak yang kesadarannya berkembang secara dramatis mengenai semua hal yang ada di sekitar mereka, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.”

Elizabeth Green, pengarang dan dosen: “Mereka memiliki dasar spiritual yang sangat tinggi. Tidak religius, tetapi spiritual.... Mereka mempunyai perasaan yang dapat mengetahui adanya kekuatan yang lebih tinggi.”

Elijah, seorang musisi: “Ada beberapa Indigo yang turun ke planet ini membawa pedang kemauan, pedang kekuatan, untuk memangkas paradigma lama dan menembus ilusi. Ada yang membawa welas asih yang lembut dan ada yang membawa bahasa baru cahaya dan suara…Kenapa para Indigo ke sini? Para Indigo ke sini untuk menjembatani Surga dan Bumi.”

Membesarkan Anak-anak Indigo.

Karena  kemampuan khusus yang dimiliki oleh Anak Indigo, mereka menghadirkan tantangan baru bagi orang tua mereka maupun sistem sekolah yang ada saat ini untuk  menemukan cara yang tepat demi membantu dan membimbing mereka. Sistem yang ada saat ini tampaknya tidak memiliki cukup instrumen untuk menyediakan lingkungan yang tepat demi memenuhi kebutuhan mereka. Banyak anak berbakat yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan sekolah sehingga mereka dikatakan bermasalah seperti terkena Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder) atau autisme. Sebenarnya, kemampuan mereka jauh di depan. Kebutuhan mereka lebih banyak. Di samping mengajarkan cara menghafalkan data, banyak pendidik menyatakan bahwa sekolah juga seharusnya mengajarkan anak-anak cara mengambil keputusan, cara makan yang benar, bahkan cara menanam bahan makanan, dan cara untuk bermeditasi. Sekolah semestinya mengusahakan cara-cara untuk memanfaatkan apa yang ada dalam diri anak, membuka kebijaksanaannya yang bersemayam di sana secara alami.Bagi Wikimuer yang ingin memperoleh penjelasan lebih jauh mengenai anak-anak Indigo dan permasalahan di seputar keindigoan seseorang bisa mendapatkan di :
- Buku The Indigo Children, Anak-anak Baru Itu Telah Datang oleh Lee Carrol & Ja Tober
- Buku 17 Emosi Negatif Anak Indigo, Terapi Mental da Perilaku oleh Wayne Dosick, Ph.D & Ellen Kaufman Dosick, MSW
- Link ke situs-situs berikut :
http://www.indigoindonesia.com/ www.starchild.co.za/what.html

ANAK AUTIS.

Pengertian Tentang AUTISME.

Autisme kini sudah menjadi pandemi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Autisme di Indonesia kurang mendapat perhatian. Padahal sekali terdiagnosa sebagai anak autisme maka untuk keluar dari gejala itu butuh waktu bertahun-tahun dan biayanya sangat mahal. Ini seperti bom waktu yang mau meledak. Makin banyak, makin banyak, makin banyak dan akhirnya kita akan kehilangan generasi mendatang karena anak autisme dari lapisan masyarakat bawah tidak mendapat penanganan yang baik. Data yang muncul di beberapa media menyebutkan bahwa pada tahun 1987 rasio jumlah orang dengan autisme adalah 1: 5.000. Pada tahun 2007 di AS menurut laporan Center for Disease Control memiliki rasio autisme 1:150 (di antara 150 anak, ada satu anak autisme). Sementara di Inggris sendiri disebutkan rasionya yaitu 1:100. Dari data yang sudah muncul di beberapa media terlihat semakin lama semakin tinggi orang dengan autisme. Apa itu autisme? Autisme bukan penyakit jadi jangan disebut penderita atau penyandang karena memang disandang seumur hidup. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan. Bedanya dengan penyakit adalah kalau penyakit ada virusnya, ada kumannya, ada jamurnya. Sedangkan autisme tidak ada. Jadi tidak ada obatnya juga.

Gejalanya adalah gangguan perkembangan yang menyangkut perkembangan komunikasi dua arah, kemudian interaksi sosial yang timbal balik, dan perilaku. Yang nomor satu kelihatan adalah anak ini tidak bisa berbicara. Walaupun sudah waktunya bicara masih belum bisa bicara. Itu yang biasanya membawa orang tua ke dokter. Mengapa anak saya sudah 2,5 tahun belum bisa bicara? Kalau dokternya mengerti maka akan langsung waspada lalu periksa yang lain-lain. Tapi kalau dokternya tidak mengerti kadang-kadang diremehkan, seperti mengatakan, “Tidak apa-apa, biasa anak laki itu bicaranya terlambat, keponakan saya empat tahun baru bisa bicara juga sudah jadi profesor sekarang.” Jadi orangtuanya terlena. Beda antara anak autisme dan tidak adalah kalau anak terlambat bicara saja maka dia akan berusaha komunikasi dengan bahasa Tarzan. Jadi dia terlambat komunikasi verbal. Tapi secara non verbal dia berusaha komunikasi dengan mimik muka, dengan gerak gerik. Sedangkan anak autisme tidak. Perilakunya terlihat sekali aneh-aneh. Dia melakukan hal-hal yang aneh berulang-ulang. 

Misalnya, dia sering berputar-putar, dia sering memutari benda yang bulat dan senang sekali. Kalau sudah berhasil kemudian melompat-lompat sambil mengepak-ngepakkan tangan. Kemudian ada juga yang suka duduk di pojok, atau hanya main pasir, atau ada yang senangnya main air, dan ada yang mendorong-dorong terus bolak-balik.
Terapinya harus sangat-sangat intensif, sangat komprehensif, dan macam-macam. Pertama, mereka tidak bisa berbicara maka harus mendapatkan terapi bicara. Kemudian lucunya anak ini ototnya kuat. Jadi bisa lari dan kalau memukul orang bukan main kerasnya. Tapi disuruh pegang pensil, tangannya lemas. Jadi seolah-olah tidak mempunyai tenaga. Otot-otot halusnya tidak terampil sehingga mereka harus mandapatkan terapi okupasi untuk melenturkan otot-otot halusnya dan dipersiapkan supaya bisa memegang pensil, bisa menulis, dan sebagainya. Selain itu, karena mereka memiliki perilaku yang aneh-aneh, maka harus terapi perilaku. Jadi perilaku yang tidak wajar dihilangkan, diganti dengan perilaku yang wajar. Itu yang dari luar. Kemudian ada juga yang keseimbangannya tidak bagus atau panca inderanya ada gangguan. Nah itu perlu diterapi juga, namanya terapi integrasi sensoris. Disuruh merosot di perosotan, diglondongin di bola besar, diayun-ayun, dan sebagainya. Itu terapi-terapi dari luar. Dari dalam tubuh sendiri juga harus diterapi, dicari dengan laboratorium atau periksa darah apakah anak ini mempunyai gangguan alergi atau tidak? Kebanyakan mereka mempunyai alergi makanan yang sangat banyak. Kalau ketahuan, hilangkan. Kemudian rambutnya diperiksa, apakah anak ini keracunan logam berat atau tidak? Kalau keracunan didetoks atau dikeluarkan logam beratnya. Kalau keluarganya mau melakukan terapi bisa juga. Dalam hal ini sebetulnya anak juga mengerti. Kalau di terapi center, dia menurut dengan gurunya. Namun saat terapi dilakukan oleh orang tuanya di rumah, dia sama sekali tidak mau seperti mengerti siapa yang harus dituruti. Jadi orang tua kesulitan kecuali sangat tegas, sangat konsisten dalam disiplin sehingga anak menjadi menurut.


Pengertian Autis Secara Global Dengan Bahasa Ringan.
“AUTIS” adalah gangguan perkembangan,bukan penyakit, bukan kelainan, dan bukan bahan ejekan.


Autis : Gangguan Perkembangan

“Autis” hanyalah gangguan perkembangan jadi jangan sekali-kali memberikan vonis bahwa anak, remaja, atau balita dengan “autis” dengan sebutan “penderita autis” atau “penyandang autis” karena gangguan perkembangan yang biasa disebut “autis”, “autisme”, "autisma" atau “autism” bukan merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, kuman, maupun jamur. Selain bukan penyakit, autis juga bukanlah gangguan jiwa apalagi gangguan roh halus, jin, makhluk gaib atau apapun istilah lain yang terkesan sangat memojokkan.

Sedih memang jika masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang sangat sempit tentang “autis”. Paradigma ini tentu saja harus segera dirubah dan semoga saja upaya kecil saya ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pemahaman masyarakat tentang istilah “autis”, “autisme”, "autisma" atau “autism”. Autis adalah sebuah gangguan perkembangan yang umumnya ditandai oleh tiga gejala utama yakni interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Penyebab autis sendiri hingga kini belum diketahui secara pasti.


Karakteristik Autis.

The National Autistic Society mengemukakan ada tiga karakter utama yang menunjukkan seseorang menderita autis yakni :
* Social interaction – kesulitan dalam melakukan hubungan sosial,
* Social communication – kesulitan dengan kemampuan komuniskasi secara verbal dan nion verbal, sebagai contoh tidak mengetahui arti gerak isyarat, ekspresi wajah ataupun penekanan suara.

* Imagination – kesulitan untuk mengembangkan mainan dan imajinasinya, sebagai contoh memiliki keterbatasan aktifitas yang membutuhkan imajinasi. Julianti Gunawan, menuliskan,”Ciri-ciri gejala autisme nampak dari gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan sensoris. Secara umum, anak autis dikatakan “sembuh” bila mampu hidup mandiri (sesuai dengan tingkat usia), berperilaku normal, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lancar serta memiliki pengetahuan akademis yang sesuai anak seusianya.

Penyebab Autisme.


Jumlah anak yang terkena autisme makin bertambah. Di Canada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002 di-simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autisme akan semakin besar. Jumlah tersebut diatas sangat mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.

Sebagai contoh, perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemunkinan penyebab autisme yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Penelitian lainnya membantah hasil penyelidikan tersebut tetapi beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan tersebut. Jeane Smith (USA) bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi - saya dan banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autisme disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi.

Banyak pula ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi. 

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autisme dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran bayi. 

Saat ini, para peneliti dan orang tua anak penyandang autisme boleh merasa lega mengingat perhatian dari negara besar di dunia mengenai kelainan autisme menjadi sangat serius. Sebelumnya, kelainan autisme hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Disamping itu, kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autisme secara genetik dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autisme sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

sumber
deebacalah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-anak-indigo-dan-anak-autis.html


Artikel Terkait:

Read more at http://lenterablogger.blogspot.com/2012/05/cara-buat-artikel-terkait-scroll-bar.html#O8DI5OjM5JsWXsFK.99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar