Selasa, 14 Agustus 2012

Huruf-huruf yang Pakai Spasi Bantu Penderita Disleksia Membaca


Jakarta, Penderita disleksia identik dengan ketidakmampuannya untuk belajar karena kesulitan melakukan aktivitas membaca dan menulis. Ketidakmampuan penderita disleksia untuk membaca ini disebabkan oleh kemampuan otak yang memproses informasi secara berbeda.

Sebuah studi baru pun mengklaim telah menemukan satu cara untuk membantu mengatasinya yaitu memberi spasi pada setiap huruf dari sebuah kata. Meskipun bukanlah obat, taktik ini dirasa mampu membantu anak-anak penderita disleksia membaca lebih cepat dan melakukan kesalahan lebih sedikit ketika membaca.

Terapis setuju bahwa salah satu solusi jangka panjang terbaik untuk kondisi kesulitan membaca bagi penderita disleksia adalah praktik yang dilakukan secara kontinyu. Tetapi karena membaca merupakan aktivitas yang sangat membuat frustasi bagi anak-anak penderita disleksia maka praktik ini pun sulit dilakukan.

"Konsekuensinya, anak-anak penderita disleksia pun sangat sedikit yang bisa membaca. Kami memberikan perbandingan bahwa sekali membaca seorang anak penderita disleksia harus menghabiskan waktu selama setahun, sedangkan pembaca normal bisa melakukannya hanya selama 2 hari," ungkap peneliti Johannes C. Ziegler, PhD, direktur penelitian di laboratorium psikologi kognitif, Aix-Marseille University in Marseille, Prancis.

"Jika huruf-huruf ini jaraknya terlalu dekat satu sama lain maka fiturnya menjadi bercampur sehingga Anda takkan mampu mengatakan huruf apa itu sebenarnya," kata Ziegler seperti dilansir dari WebMD, Selasa (5/6/2012).

Untuk studi ini, peneliti menguji apakah jarak huruf-huruf dalam satu kata yang dispasi sedikit terpisah pada suatu halaman dapat meningkatkan kecepatan membaca dan akurasi 74 anak-anak Italia dan Perancis yang telah didiagnosis menderita disleksia.

Lalu anak-anak itu diminta untuk membaca dua blok dari 24 kalimat pendek dalam bahasa ibunya. Kalimat-kalimatnya pun tidak berkaitan, hal ini untuk mencegah partisipan menggunakan isyarat kontekstual untuk memahaminya.

Kata-kata itu dicetak dalam huruf Times-Roman berukuran 14. Satu blok teks menggunakan huruf-huruf yang dispasi biasa. Namun pada blok kedua, spasi antarhuruf menjadi 2,5 poin.

S e p e r t i i n i l a h k e l i h a t a n n y a

Anak-anak dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini pun diminta untuk membaca setiap blok teks secara terpisah. Setiap sesi membaca diberi jarak dua minggu agar partisipan kesulitan mengingat apa yang dibaca sebelumnya.

Beberapa anak ditugaskan untuk membaca teks yang spasinya dipisah terlebih dulu. Namun sebagian lainnya diminta untuk membaca teks normal terlebih dulu.

Dalam kedua kasus, anak-anak disleksia membuat lebih sedikit kesalahan ketika membaca teks yang spasinya dipisah. Memberi jarak atau spasi antarhuruf mengakibatkan akurasi rata-ratanya meningkat dua kali lipat.

Ketika hasil individunya dikaji lebih mendalam, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dianggap sebagai pembaca terburuk justru menjadi pembaca yang paling diuntungkan dengan spasi huruf yang lebih luas. Pemberian spasi ekstra antarhuruf juga membantu anak-anak disleksia membaca 20 persen lebih cepat.



Artikel Terkait:

Read more at http://lenterablogger.blogspot.com/2012/05/cara-buat-artikel-terkait-scroll-bar.html#O8DI5OjM5JsWXsFK.99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar